Powered By Blogger

Monday, January 28, 2013

One Family Under God



Perdamaian Dunia Di Tangan Pemuda
         Global Peace Volunteer (GPV) adalah sebuah program yang dilaksanakan dibawah Global Peace Festival Foundation(GPFF)  untuk mencetak pemuda-pemuda yang faham tentang arti perbedaan karena Indonesia adalah Negara yang berkembang dari diversitas kebudayaan dan agama. Program ini sudah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dan sudah mencetak alumni yang ke 14, program yang dikemas dalam bentuk  Camp ini dilaksanakan selama dua hari satu malam 15-16 Desember 2012 yang bertempat di Vila kebun Holtikultura sidomulyo Batu Malang , GPV 1.14 ini diikuti Oleh 35 Mahasiswa dari berbagai Universitas yang tersebar di Indonesia selain itu program ini  diisi dengan berbagai macam kegiatan baik berupa materi, pelatihan maupun Outbound.
         Sabtu (15/12) di hari pertama para peserta di wajibkan untuk saling mengenal satu sama lain, untuk mempercepat proses pengenalan dan keakraban antar peserta maka  pada sesi awal dibuka dengan sebuah games yaitu tebak nama tepatnya cepat tepat nama, jadi peserta ditutupi  dengan sebuah Tirai kemudian ketika tirai dibuka maka peserta yang pertama kali menyebutkan nama lawannya maka dia yang menjadi pemenang, kemudian dilanjutkan dengan sesi “Learning from Disneyland” dan dilanjutkan dengan presentasi yang bertemakan” One Family Under God” materi ini disampaikan oleh Mr Nicholas yang berasal dari Malaysia “ untuk menciptakan perdamaian dunia maka kita harus mempunyai True Love” tandasnya, fitrahnya manusia diciptakan dengan segala macam perbedaan entah dari warna kulit, ras, budaya maupun agama, namun dari perbedaan tersebut seyogyanya manusia dapat membangun True Love sehingga akan tercipta perdamaian yang hakiki. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah tayangan yang sangat menginspirasi peserta yaitu pelajaran yang bisa diambil dari sesosok anak umur 6 tahun yang berasal dari Canada yaitu Ryan, pada tayangan tersebut, Ryan melakukan sebuah perjuangan untuk membantu penduduk Afrika yang tidak  dapat menkonsumsi air bersih, namun dengan kegigihannya dia dapat mengumpulkan puluhan dolar bahkan akhirnya pemerintah Canada juga  memberikan santunan  karena terinspirasi dari sesosok kecil itu, Tayangan ini juga memberi inspirasi yang sangat besar khususnya pada pemuda-pemudi Indonesia yang umumnya berumur belasan tahun. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi tentang “True Love” yang disampaikan lagi oleh Mr Nicholas, pada sesi ini lebih dijelaskan bagaimana membentuk sebuah keluarga yang harmonis. Kemudia pada malam harinya dilanjutkan dengan “Skit Performance”  yang diisi dengan penampilan drama yang bertemakan “One Family Under God”, “Living for Other”, and “ True Love” dan pada sesi terakhir  di hari pertama diisi dengan sesi “Heart to Heart” pada sesi ini para peserta dibentuk menjadi berpasang-pasangan, kemudian mereka saling menceritakan tentang kisah perjalanan hidup mulai dari lahir hingga dengan detik ini.
         Keesokan harinya, Minggu (16/12) diisi dengan Games yaitu “Unity Ball” pada games ini para peserta yang di bagi dalam beberapa kelompok diuji bagaimana mempertahankan bola agar tidak jatuh dengan berbagai macam peraturan, dalam hal ini bisa dipetik pelajaran bagaimana kita berusaha untuk selalu menjaga konsistensi dari visi dan misi suatu organisasi yang kita usung karena tercapainya suatu visi membutuhkan keooperasi serta usaha untuk memperjuangkannya begitupun dengan games ini. Kemudian dilanjutkan dengan  kegiatan “Sociall Project”  , pada kegiatan ini para peserta dituntut untuk melakukan aksi sosial disekitar lokasi camp baik itu berupa membantu para petani sekitar maupun dengan bersih-bersih lingkungan , pada sesi ini kita bisa belajar bahwa pemuda diharapkan dapat memberikan suatu aksi yang nyata tidak hanya sekedar teori belaka. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan meteri yang disampikan oleh Mr Nicholas yang bertemakan “Core Value” pada sesi ini kita dibina bagaimana melaksanakan sebuah visi kehidupan sehingga kita bisa mencapainya dengan misi yang kita lakukan, selanjutnya diteruskan dengan “Action Plan” pada sesi ini kita dikelompokkan sesuai dengan domisili daerah universitas masing-masing yang terdiri dari daerah Malang, Surabaya, Joglo (Jogja dan solo), Palembang, dan Makassar selain itu, juga kita dituntut untuk membuat sebuah rencana aksi sosial yang akan dilaksanakan setelah acara Ini selesai dan dikoordinasi oleh peserta tiap-tiap daerah. Di sela-sela waktu sesi yang cukup padat, untuk mengurangi kebosanan peserta camp, panitia menyiapakan sebuat dance yang identik dengan GPV  yaitu “Chiken Dance”  sehingga tampak peserta kembali bersemangat untuk melanjutkan serangkan kegiatan Global Peace Volunteer 1.14 ini, kemudian tepat pukul 15.00 kegiatan ini ditutup dengan sesi “ Group Photo”  namun walaupun acara ini berakhir, rasa kekeluargaan antara peserta maupun dengan panitia sudah terbangun dengan baik sehingga walaupun sudah kembali ke kota masing-masing namun hati kita selalu dekat selain itu kegiatan yang bertemakan “Young People Making change “ ini memang mengharapkan pemuda-pemudi Indonesia dapat membuat suatu perubahan kea rah yang lebih baik.    Ajuu !!

No comments:

Post a Comment